Masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting dan strategis dalam mempersiapkan generasi masa depan. Disebut penting karena pada usia ini, anak berada pada usia emas (golden-age), di mana anak-anak berada pada fase menyerap informasi sebanyak-banyaknya dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
Sangat strategis karena sangat menentukan dalam pengembangan intelegensia permanen mereka. Kurangnya perhatian pada usia ini merupakan kerugian bagi orang tua, karena masa emas berlalu begitu saja. Begitu pentingnya masa ini, bisa diambil ilustrasi dimana banyak kisah dan pengalaman yang dialami kita saat masa kecil dulu, cukup membekas terpatri dalam ingatan dan sulit dilupakan hingga dewasa. Semasa kanak-kanak selalu ingin tahu dengan bertanya apa itu apa ini, kenapa bisa begitu kenapa bisa begini, dan seterusnya. Dalam hal daya ingat, kita pun pasti masih ingat siapa guru yang mengajarkan abjad dan angka pertama akali, nama guru TK atau guru mengaji, dan sejumlah kejadian di masa kecil.
Pada masa tersebut, anak-anak akan meniru lingkungan yang paling dekat dan dialaminya. Anak-anak sifat naturalnya masih tinggi, yakni masih polos, jujur dan apa adanya. Ibarat wadah kosong, memori anak akan diisi oleh kejadian dialaminya dengan mencontoh perilaku orang dewasa di sekitarnya, termasuk orang tua dan saudara-saudaranya. Perilaku negatif ditunjukkan orang dewasa seperti pemarah, bohong atau kasar akan selalu dikenang dan membentuk imej serta karakter buruk bagi anak.
Pendidikan budi pekerti luhur bisa ditanamkan melalui pendekatan kisah suri-tauladan melalui dongeng dan bahasa visual, seperti: cerita gambar, komik, alat peraga, dan sebagainya. Tradisi mendongeng biasa dilakukan orang tua saat menidurkan anaknya. Manusia disebut homo fobula makhluk pengisah dan anak anak termasuk pendengar yang baik dan setia. Anak-anak di bawah usia 10 tahun memiliki konsentrasi tinggi terhadap cerita yang dibawa oleh guru atau orang tua dengan penuh kasih sayang. Dongeng-dongeng seperti "Bawang Merah dan Bawang Putih". Sang Kera dan Kura-kura", "Kerbau dan Buaya" mengandung muatan moral dan amanat seperti gambaran kasih sayang, tolong menolong, dan kesabaran, dan diakhir cerita tokoh baik akan memperoleh kebahagiaan. Sebaliknya tokoh antagonis bersifat tamak, licik, atau serakah akan mendapatkan kecelakaan atau hukuman.
Pesan moral ini bermanfaat dalam menuntun budi pekerti anak untuk memiliki sikap dermawan, gemar berbuat kebajikan dan mengidolakan tokoh-tokoh protagonis. Dongeng disampaikan orang tua kepada anaknya memiliki manfaat yang jauh lebih baik daripada anak dibiarkan sendiri menonton film-film kartun, main games atau Play-Station atau sinetron dewasa. Dengan mendongeng, kehangatan perhatian dan sentuhan kasih sayang akan terjalin antara orang tua dan anak.
Sekarang ini peristiwa seperti itu seperti barang mahal karena kesibukan orang tua dalam urusan pekerjaan, belanja atau arisan. Dongeng atau cerita yang disampaikan pula menggunakan bahasa visual berupa bacaan bergambar (komik, poster atau alat peraga lainnya). Komik yang memiliki muatan keteladanan bisa dipilih orang tua untuk bacaandi toko anak. Komik Islami kini banyak dijumpai di toko buku. Komik ini bermanfaat dalam meningkatkan, memperluas pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai keteladanan bisa diserap anak-anak melalui alur ceritanya.
Anak-anak memperoleh pemahaman tentang perbuatan baik buruk, kikir, surga-neraka, halal-haram, dan lain-lain yang tentu, tidak lagi mengandalkan sepenuhnya kepada guru agama di kelas.Orang tua harus bersikap selektif, karena komik di pasaran banyak tidak cocok dibaca anak-anak. Caranya dapat menelaah dahulu sebelum membelikan komik buat anaknya. Banyak komik-komik hanya menampilkan tokoh-tokoh imajiner semata, bersifat hiburan belaka yang miskin amanat dan muatan moral. Bahkan tak sedikit menyisipkan gambar kekerasan, mistis dan pornografi.
Melalui rangkaian gambar, komik mampu mengemas sesuatu yang sulit dicerna menjadi mudah dipahami anak. Itulah kelebihan gambar visual bagi anak-anak dibandingkan bahasa lisan dan tulisan. Meski tanpa teks, gambar mudah dicerna anak-anak. Gambar-gambar penuh muatan pesan moral dapat membentuk karakter anak-anak cerdas yang saleh di masa depan.